Kamis, 19 Desember 2013

KOMPAS.com — Microsoft akan menghentikan dukungan extended support terhadap Windows XP pada 8 April 2014, 13 tahun sejak sistem operasi tua itu pertama kali diluncurkan pada  2001 silam.

Dengan dihentikannya dukungan tersebut, Windows XP tak akan menerima update keamanan lagi dari Microsoft. Keamanan komputer-komputer yang menggunakan sistem operasi itu pun akan menjadi rentan.

Pertengahan tahun ini, misalnya, sempat muncul kabar bahwa para peretas sedang menanti saat "kematian" Windows XP untuk menyerang OS tersebut saat tak dilindungi lagi oleh tuannya.

Ketika ditemui seusai acara kunjungan Microsoft ke TK Islam Al-Azhar 22, Semarang, Selasa (17/12/2013) kemarin, Windows Business Group Head Microsoft Lucky Gani mengatakan, pihaknya memiliki langkah-langkah tersendiri dalam menyongsong "kematian" XP untuk mendorong pengguna beralih ke Windows yang lebih baru.

1. Yang pertama adalah meningkatkan awareness terhadap penghentian dukungan XP, bahwa security patches akan distop. Dalam hal ini, salah satu upaya Microsoft diwujudkan dengan selalu mengumumkan waktu berakhirnya support terhadap Windows XP setiap bulan pada tanggal 8.

2. Memudahkan proses migrasi dari Windows XP ke Windows 7 atau 8, antara lain melalui dukungan teknis di situs technet.microsoft.com.

3. Bekerja sama dengan partner hardware macam Lenovo, Hewlett-Packard, dan lain-lain untuk memproduksi komputer berbasis Windows 8.

4. Menggelar Microsoft Technology Experience Center yang antara lain berisi seminar interaktif dan sesi hands-on untuk menyosialisasikan produk-produk perangkat lunak.

5. Menggaet "pelanggan terpilih", yaitu kalangan korporat untuk beralih ke Windows 8. Lucky mencontohkan Indosat yang pada awal November lalu berkomitmen melakukan migrasi ke sistem operasi baru tersebut.

Selasa, 17 Desember 2013

Download Al-Qur'an Digital 2.1 Freeware

Al-Qur'an digital adalah sebuah aplikasi atau software dimana kita bisa membuka dan membaca Al-Qur'an pada PC yang kita gunakan. Pada Al-Qur'an digital 2.1 freeware ini, sudah dilengkapi dengan terjemahannya yang akan sangat membantu kita dalam mengetahui makna dalam Al-Qur'an. Saya merekomendasikan bagi semua sahabat haramain software yang beragama islam dan memiliki pc atau komputer agar menginstall Al-Qur'an digital ini pada pc atau komputernya. Screenshoot...

Download Al-Qur'an Flash Tajwid

Hari ini haramain software berbagi software atau file flash yang sangat penting dan bermanfaat terutama untuk agama islam karena Al-Qur'aan itu wajib kita baca. tapi sekarang saya bagikan Al-Qur'an Flash ini agar dimanapun dan kapanpun kita dan hanya membawa laptop/Computer saja kita masih tetap bisa membaca Al-Qur'an dilaptop/Computer kita. selain itu lengkap dengan Tajwidnya sudah pasti ini sangat penting dan bermanfaat. Walaupun saya membagikan...
 

Download Qur'an In Word

Qur'an in word adalah add ins untuk microsoft word yang dengan add ins ini, maka didalam microsoft word yang kita gunakan menjadi memiliki alqur'an yang bisa kita gunakan untuk kebutuhan seperti menulis ayat Al-Qur'an tanpa mengetiknya. jadi add ins qur'an in word untuk microsoft word ini sangat berguna bagi para pengguna, terutama untuk orang islam. cara installnyapun sangat sederhana dan sangat mudah. tinggal jalankan kemudian next dan next...

Senin, 16 Desember 2013

Cara Hack Akun Facebook Terbaru 2013, Bobol Akun Facebook seseorang dengan mudah


Hack Facebook, Hacking Facebook, Hack Account Facebook,

Jaman sekarang siapa sih yang tidak kenal dengan Facebook, jejaring sosial yang paling tenar sekarang ini. Di balik bermain facebook ada pula manfaat baik dan buruknya, memang semua pasti ada dampak buruknya kalo berlebihan. Nah, kali ini saya share Cara Hack Facebook Dengan Tools Hacking Facebook. Tapi jangan digunakan buat sembarangan, penggunaannya bisa dilakukan pada saat-saat genting aja...wkwkwk. Terserah deh pokoknya digunakan untuk hal yang baik dan benar jika anda memakainya untuk yang tidak benar, maka admin tidak bertanggung jawab untuk itu.

Berikut Link Download Aplikasi Hacking Facebook 2012 / 2013
  •  Forsakens Hack Facebook Versi Terbaru

software hack ini sudah di kembangkan sehingga tidak memerlukan IP address lagi, beda sama yang biasa lebih mudah, 100% berhasil dan bisa mendeteksi ip
situs pengembang resmi disini http://webforsakens.com

  • Forsakens Hack Facebook V1.0

Baru…. sangat sederhana dan mudah di ikuti, 100% berhasil di jamin

  • Pirate Hack Facebook Versi Modifikasi

Pirate hack ini sudah di modifikasi sehingga mudah dan 100% ampuh

  • Facebook Password Detector v.52

Software Baru keluaran Miscolinuo.Inc ini mampu mendeteksi password facebook hanya dengan memasukkan email address, jadi kalau tidak tahu alamat email kamu nggak bisa gunakan software ini, 99% berhasil
  • Zynga Hack Facebook Chip Poker

Kamu gagal dengan software lain? coba yang ini, ini adalah software Zynga poker, kamu cuma perlu log in ke software ini menggunakan email facebook kamu, dan temukan keunikannya (keberhasilan 100 persen atau menurut kemampuan anda)

  • Facebook Freezer v.37.1 (modified version)

Mau mengerjain kawan ?, silahkan, bekukan saja facebook dia, ini versi modifikasi jadi dijamin 100 berhasil

  • Facebook Remover. v.01

Tool terbaru yang di buat oleh saingan besar facebook, untuk mengurangi pengguna facebook, jika kamu Mau meng- deactivate account facebook orang. silahkan pake software ini, dijamin facebook korban akan hilang dari dunia perfacebookan alias hilang selamanya, seperti anda mendeactivate di account setting, tinggal masukkan id facebook, 1000000 persen berhasil.

Catatan :>
Sebelum Mendownload, Anti Virus Harap Dimatikan (disable) karena kalau tidak dimatikan maka proses download akan GAGAL. Aplikasi Diatas diaggap Virus oleh sebagian anti Virus padahal Tidak Mengandung Virus Kok..

thanks for all , balikita , cyber all , cyber4rt , hacker indonesia , forsakens crew,indonesia hacker,n3 ,fccp , forum indonesia hacker, forsakens pemangkat, hacker lampung, hacker medan , hacker cyber, semua hacker indonesia
Sumber :http://nasir-meuligoe.blogspot.com/2013/02/hack-akun-facebook-terbaru-2013-bobol.html

Selasa, 10 Desember 2013

Rumus power divider


powerdivider adalah alat untuk membelah power dari exiter ke antena
Mungkin banyak yang bertanya-tanya bagaimana sih menghitung Power Divider (PD) atau splitter untuk antena? terutama untuk antena FM. Nah saya akan sedikit berbagi nih…..
Pertama, kita harus bisa menghitung panjang gelombang, nah udah tau rumusnya kan??
Jika diketahui:
F adalah frekuensi dalam Hz
C adalah cepat rambat gelombang di udara (3×108)m/s
λ= panjang gelombang dalam meter
maka:
λ=C/F
Jadi kalau kita ingin menghitung panjang gelombang (λ) di frequensi 100 MHz maka:
λ=300.000.000/100.000.000
λ=3 Meter.
Sudah jelas kan? Pasti sudah pernah menghitung waktu pelajaran Fisika.
Sekarang kita coba menghitung impedansi Power divider.
Jika power devider mempunyai impedansi input (Zin), impedansi penampang (Zc), impedansi Output (Zout) dan jumlah output (n) maka persamaan yang digunakan:

Kira-kira ilustrasi gambarnya seperti ini:


Jadi kalau kita ingin membuat PD antena dengan daya rendah untuk 4 antena kita menghitung untuk impedansi penampang (Zc) adalah 25. Nah saya buat dengan kabel coaxial 50 Ohm, saya paralel seperti gambar di atas dengan panjang 1/4 λ.
Mudah kan??
Nah kita coba hitung untuk PD pada frekuensi 100 MHz.
λ=3
1/4 λ = 0,75 Meter
Tapi jangan lupa untuk melihat faktor velocity, dan tiap-tiap kabel berbeda. Pada percobaan saya ini saya menggunakan kabel RG 8 dengan Velocity 0,8
Jadi untuk panjang Power Divider menjadi:
1/4 λ = 0,75 Meter * 0,8
= 0,6 Meter atau 60 CM
Ini kabel yang saya gunakan:


Setelah selesai saya masukkan ke alumunium kotak, jadi begini hasilnya:
Biasanya PD ini digunakan oleh teman-teman radio komunitas.
Untuk menghitung impedansi penampang untuk 2, 6, 8 antena tinggal mengganti nilai n dari rumus di atas.

tool peralatan medcing pemancar

spectrum analyzer berfungsi untuk mengetest rangkaian pemancar, sperti halnya freq counter tp spectrum analyzer lebih akurat... freq doublernya dapat dilihat dengan alat ini. sehingga pada saat men tune boster qt bs tau rangkaian tersebut linear atau kepyar.

 by rendy the indra st fm 89.80 Mhz 

freq counter berguna untuk mengetahui freq kerja dari boster/pemancar. jadi alat ini penting banget 
 
dan dibutuhkan pada saat kita ngetune pemancar. biar kita tau pemancar kita linear atau kepyar harmonisanya.

8 figures high illumination LED indication, 4 function working, It is controlled by a low-power general circuit, Multifunction for frequency test, period test, frequency accumulation and self test,Input signal attenuation choosing function.

   
- Frequency Range : 10Hz-10MHz, 10MHz-100MHz, 100MHz-2,7GHz 

- Resolution : 100Hz, 1kHz, 13kHz
   
- Close Time :0.01s, 0.1s, 1s
   
- Sensitivity : 10Hz-8MHz 20mVrms/8MHz 30mVrms/10MHz-80MHz 20mVrms/80MHz-100MHz 30mVmrms
   
- Impedance  : 50Ω

- Input Voltage : 250Vrms/ 3V
   
- Power : AC220±10%, 50Hz
   
- Dimension : 355x250x140mm

- Weight : 2,5kg

 swr adalah alat untuk mengetahui power dari pemancar dan juga untuk me'matching kan antena beserta kabel.


SWR and Power indicators are installed in one meter unit.One scale 

will be indicated at the crossing point of the 2 needles. This 

unique feature makes it possible to read all of Forward Power, 

Reflected Power and SWR at the same time. HP type can also measure 

P.E.P Peak Power in SSB operation. FREQUENCY: 1.8-200MHz , POWER 

RANGE: 20/200/2000W

dummy load yang ini adalah yang built up. yang ini bisa dipake sampai 300watt, dummy load berfungsi untuk menggantikan antena pada saat kita ngetune boster pemancar... tentunya rangkaian boster kita bs mendekati 5o ohm, karena kalo memakai antena hasilnya belum tentu jaminan, karena antena belum tentu 50 ohm

 karena dummy load yang built up mahal, kita bisa merakitnya sendiri dengan menggunakan resistor... berapapun bamyaknya yang penting nilai keseluruhanya harus 50 ohm.

kalo pengen untuk watt besar gunakan resistor 2k'ohm 2 watt sebanyak 40 biji.
kalo yang digambar itu hanya mampu untuk 4 watt saja.

 

Skema BLF 278 300 Watt

1.- mount a 10pF (1206 SMD-chip capacitor) between the base and collector of BC547
(this is the ‘switch’ transistor in the loopfilter section).
2.- L1 = 4.5 turns, 6 mm diameter, 1 mm CuAg, tap ¾ to 1 turn from ground (spaced)
3.- Cx = 3n9 (50µS) or 4n7 (75µS)
4.- JP1 = 2 pins header + jumper
5.- all 1uH and 0,1uH coils are ready-made molded type coils.
Notes
(*) not used
CuAg = silver plated copper wire
CuL = magnetwire, enameled copper wire
(Note: 1 mm CuL approx. equals to AWG18
0,3 mm approx. equals to AWG28)
(I) all diameters are measured from the inside of the coils
The green led indicates if the PLL is locked
The red led indicates if the PLL is not locked

BLF278  300Watts FM-broadcast (87.5-108MHz) broadband RF-amplifier
==================================================================
Resistors
(values are in Ohms, metalfilm or metaloxide, unless otherwise noted)
R1 = 47 (SMD chip-resistor or similar)
R2 = 47 (SMD chip-resistor or similar)
R3 = 3k9 (SMD chip-resistor or similar)
R4 = 3k9 (1/2 watts
R5 = 1k5 (3 watts)
R6 = 12 (3 watts)
R7 = 12 (3 watts)
R8 = 6.8 (3 watts)
P1 = 2k5, 10 mm DIA., horizontal mount (Piher)
Capacitors
(all chip capacitors are brand ATC, type: 100B unless otherwise noted)
C1 = 27pF
C2 = 22pF trimmer capacitor, green (Philips)
C3 = 65pF trimmer capacitor, yellow (Philips)
C4 = 100nF
C5 = 100nF
C6 = 3.3nF
C7 = 100nF
C8 = 3.3nF
C9 = 1nF (porcelain)
C10 = 1nF (porcelain)
C11 = 22pF (porcelain)
C12 = 47pF (porcelain)
C13 = 47pF (porcelain)
C14 = 22pF (porcelain)
Semiconductors
T1 = BLF278 (Philips)
D1 = 5.1 volts, 1.3 watts zenerdiode
Transformers, coils
TR1 = 1:4 broadband balun transformer
Ferrocube, type: 2865000202 (Philips) with 2 brass tubes.
14 x 14 x 8 mm (corematerial must have an operating frequency less or equal to
200MHz)
Primary 2.5 turns teflon wire (innerwire of 3.3 mm Teflon coax will do)
Secondary two brass tubes soldered at one end together (bias side) and the other
ends are soldered to their resp. gate’s of the BLF278 (see drawing)
L1 = 1/2 turn hairpin aircoil, 26 x 11 mm (height x width), 2 mm AgCu wire diameter
L2 = 3 turns, 10 mm internal diameter, 2 mm AgCU wire, 2 mm wirespacing
L3 = 3 turns, 10 mm internal diameter, 2 mm AgCU wire, 2 mm wirespacing
L4 = 3 turns, 10 mm internal diameter, 2 mm AgCU wire, 2 mm wirespacing
Z1 = 50-Ohms Teflon coax, 2.3 mm DIA., 22.5 cm in length
Z2 = 50-Ohms Teflon coax, 2.3 mm DIA., 22.5 cm in length
Z3 = 50-Ohms Teflon coax, 3.3 mm DIA., 24 cm in length
RFC1 = rf-choke, 2-hole ferroxcube core (i.e. balun-core) with 1/2 turn, 2 mm CuL blank
wire through it
RFC2 = VK200-19/4B broadband choke
Notes
AgCu = silver plated copper wire
CuL = magnetwire, enameled copper wire, insulated (rigid) copper wire e.t.c.
(Note:    2 mm equals approx. to #12 A.W.G
1 mm equals approx. to #18 A.W.G
1.2 mm equals approx. to #17 A.W.G
0.8 mm equals approx. to #20 A.W.G
0.3 mm equals approx. to #28 A.W.G.)
(I)   all diameters are measured from the inside of the coils, i.e. ‘internal’ diameter.
(II)  make sure to mount the rf-transistor on a appropriate heatsink and use some thermal
heatsink compound between the flange of the transistor and heatsink!
(Thermal resistance heatsink at least 6°C/W.)
(III) all parts are soldered directly on the toplayer of the pcb.
(IV)  bias is approx. 1.4 volts

 

Cara Penulisan Progam pada PIC16F877A

 

1. Pengarah Kendali
#DEFINE
Sintaks:
#define <teks> [<teks lain>]
Penjelasan:
Pengarah ini menukar suatu bagian teks dengan yang lain. Setiap kali <teks> muncul di dalam program, ia akan di ganti dengan <teks lain>.
Contoh:
#define led_on 1
#define led_off 0
#INCLUDE
Sintaks:
#include <nama file>
#include “nama_file”
Penjelasan:
Pengarah ini digunakan untuk memasukkan file program lain ke dalam program yang bersangkutan. Misalnya, file p16f877A.inc merupakan file header untuk PIC16F877A yag memuat deklarasi register maupun bit-bit di dalam arsitektur PIC16F877A. dengan memasukkan file tersebut ke dalam program, kita dapat langsung menggunakan variabel-variabel yang dinyatakan di dalamnya tanpa harus mendeklarasikan kembali.
Contoh:
#include <p16f877A.inc>
#include “subprog.asm”
#CONSTAN
Sintaks:
Constant <nama_konstanta> = <nilai_konstanta>
Penjelasan:
Apabila nama konstanta muncul dalam program, akan diganti dengan nilainya.
Contoh:
constant Max=100
constant panjang=45
#VARIABEL
Sintaks:
variable <nama_variabel> = <nilai_variabel>
Penjelasan:
Apabila nama varabel muncul dalam program, akan digantikan dengan nilai sementara dari variabel tersebut. Hal ini tentu saja berbeda dengan CONSTAN. Nilai konstanta selalu tetap, namun nilai variabel dapat berubah oleh adanya proses yang terjadi.
Contoh:
variable waktu = 10
variable level = 6
#SET
Sintaks:
<nama_variabel> set <nilai>
Penjelasan:
Pengarah ini digunakan untuk mendefinisikan variabel assembler. SET mirip dengan EQU, tetapi dengan pengarah SET, nama variabel didefinisikan ulang pada definisi berikutnya.
Contoh:
waktu set 10
level set 6
#EQU
Sintaks:
<nama_konstanta> equ <nilai>
Penjelasan:
Pengarah EQU digunakan untuk mendefinisikan konstanta, variabel assembler.
Contoh:
lima equ 5
akhir equ 8
#ORG
Sintaks:
<label> org <nilai>
Penjelasan:
Mendefinisikan alamat pada mikrokontroler yang akan digunakan untuk menyimpan suatu program. Pengarah ini termasuk sering digunakan. Dengan bantuan pengarah ini, kita dapat menentukan di mana suatu bagian program akan di mulai dalam memori program.
Contoh:
start                   org  0×00
org  0×04
#END
Sintaks:
end
Penjelasan:
Pengarah ini digunakan pada akhir suatu program. Dengan pengarah ini, translator akan mengetahui bahwa sudah tidak ada instruksi lagi.
Contoh:
movlw    FF
movwf    PORTB
end
2. Pengarah Data
#CBBLOCK
Sintaks:
cblock [<pernyataan>]
<label>[:<increment>],<label>[:<increment>]
endc
Penjelasan:
Pengarah ini mendefinisikan suatu blok konstanta berlabel. Nilai pada <pernyataan> adalah nilai awal. Jika tidak diberikan, akan di anggap nol.
Contoh:
cblock     0×02
pertama, kedua, ketiga
endc
;pertama=0×02, kedua=0×03, ketiga=0×04
#DB
Sintaks:
[<label> db <term>[,<term>,…,<term>]
Penjelasan:
Pengarah ini untuk mendefinisikan data satu byte dalam memori program
Contoh:
db ‘t’, 0×08, ‘e’, ‘s’, 0×12
#DE
Sintaks:
[<term> de <term>[,<term>,…,<term>]
Penjelasan:
Pengarah ini untuk mendefinisikan byte-byte pada memori program
Contoh:
org  H’2100’
de “Version 1.0”,0
#DT
Sintaks:
[<label> dt <term>[,<term>,…,<term>]
Penjelasan:
Pengarah ini untuk mendefinisikan tabel data dengan runtun RETLW.
Contoh:
dt  “pesan”, 0
db perama, kedua, ketiga
3. Instruksi Bersyarat
IF
Sintaks:
if <syarat>
Penjelasan:
Pengarah untuk percabangan program bersyarat. Jika syarat dipenuhi, instruksi berikutnya akan dijalankan, jika tidak, bagian setelah pengarah ELSE atau ENDIF akan di eksekusi.
Contoh:
if level=200
goto ISI
else
goto AMBIL
endif
ELSE
Else
Penjelasan:
Bagian progam sesudah ELSE akan di eksekusi jika syarat IF tidak dipenuhi.
Contoh:
if time < 40
goto TAMBAH
else
goto KURANGI
endif
ENDIF
Sintaks:
endif
IF Then Else
Penjelasan:
Pengarah untuk mengakhiri suatu blok besyarat IF.
Contoh:
if level=20
goto MASUK
else
goto KELUAR
endif
WHILE
Sintaks:
while <syarat>
Penjelasan:
Bagian program antara WHILE dan ENDW akan di eksekusi jika syarat pernyataan dipenuhi. Jika syarat sudah tidak dipenuhi, akan dilanjutkan ke baris setelah ENDW
Contoh:
while i < 10
i = i +1
ENDW
Sintaks:
endw
Penjelasan:
Digunakan untuk mengakhiri blok WHILE, sehingga translator mengetahui bahwa tidak ada lagi blok bersyarat.
Contoh:
while i < 10
i = i +1
endw
IFDEF
Sintaks:
ifdef <label>
Penjelasan:
Pengarah ini untuk mengeksekusi bagian sesudah label yang didefinisikan (dengan instruksi #define) hingga menemui ELSE atau ENDIF.
Contoh:
#define tes
ifdef  tes
….      ;instruksi yang dieksekusi
endif
IFNDEF
Sintaks:
ifndef <label>
Penjelasan:
Bagian program sesudah pengarah ini akan dieksekusi jika label sudah tidak didefinisikan lagi (dengan perintah #UNDEFINE) hingga mencapai ELSE atau ENDIF.
Contoh:
#define tes
…..
ifndef  tes
….      ;instruksi yang di eksekusi
Endif
4. Pengarah Konfigurasi
CONFIG
Sintaks:
_ _ CONFIG <term>
Atau
_ _ CONFIG <alamat>, <term>
Penjelasan:
Pengarah ini menetapkan konfigurasi bit, meliputi tipe osilator, WDT, power-up, timer, code protect.
Contoh:
__CONFIG_XT_OSC_WDT_OFF&_PWRTE_ON&_CP_OFF
PROCESSOR
Sintaks:
processor <tipe_mikrokontroler>
Penjelasan:
Pengarah ini untuk mejelaskan ke translator mengenai jenis mikrokontroler yang digunakan.
Contoh:
processor pic16f877A

Belajar Service Monitor LCD

Maret 6th, 2013 by stanley37
Monitor LCD

DAFTAR ISI :
1. BLOK DIAGRAM MONITOR LCD
1.1 Isi bagian dalam monitor LCD

2. POWER SUPPLY
2.1 Blok diagram power supply
2.2 Power supply internal
2.3 Power supply eksternal
2.4 Isi bagian dalam power supply eksternal
2.5 Spesifikasi nilai adaptor eksternal
2.6 Mengukur power supply eksternal

3. MAINBOARD
3.1 IC scalar
3.2 Mikrokontroler
3.3 Skema rangkaian sirkuit MCU
3.4 IC Eeprom
3.5 Apa itu IC Eeprom
3.6 Apa itu Eeprom programer
3.7 24C02 atau 24C21
3.8 24C04, 24C08 atau 24C16
3.9 Jika data IC Eeprom rusak atau korup
3.10 Kristal
3.11 Tegangan regulator

4. INVERTER BOARD
4.1 Buck royer inverter
4.2 Push pull inverter (direct drive)
4.3 Half bridge inverter (direct drive)
4.4 Full bridge inverter (direct drive)

5. STAR CIRCUIT
5.1 Skema start sirkuit pada LCD monitor
5.2 Start circuit pada LCD monitor
5.3 Dua transistor digital
5.4 Model lain start sirkuit

6. BACKLIGHT/LAMPU LATAR
6.1 Pertanyan yang berhubungan dengan backlight
6.2 Tip rahasia
6.3 Contoh kasus

7. PANEL MONITOR
7.1 Mechanical frame
7.2 Controller board
7.3 Tape carrier package
7.4 Tape automatic bonding (TAB)
7.5 Backlight
7.6 Polarizer
7.7 Diffuser film
7.8 Light guide plate (LGP)
7.9 Reflector film
7.10 Penggantian panel LCD

8. SERVICE MODE
8.1 Apa itu internal seting ?
8.2 Apa yang terjadi apabila salah menyeting?
8.3 Apa manfaatnya menggunakan fasilitas service mode ini?
8.4 Apakah service factory mode bisa memperbaiki kerusakan warna?
8.5 Bagaimana cara masuk ke dalam factory service mode?

9. PERALATAN KERJA
9.1 Alat kerja
9.2 Tweezers/pinset
9.3 Plat logam tipis
9.4 Kaca pembesar
9.5 Lampu bohlam mobil
9.6 Obeng
9.7 Solder uap
9.8 Alat test

10. CARA MEMBUKA COVER MONITOR
11. PENGUKURAN KOMPONEN
11.1 Resistor SMD
11.2 Kapasitor SMD
11.3 Transistor SMD
11.4 Dioda SMD
11.5 Dioda Schottky

12. MENGUKUR TEGANGAN
12.1 Melalui dioda bridge
12.2 Melalui kapasitor filter
12.3 Melalui IC power
12.4 Melalui dioda ouput sekunder
12.5 Melalui IC regulator
12.6 Melalui IC inverter
12.7 Melalui Pico Fuse
12.8 Melalui Adaptor SMPS
12.9 Melalui Gelombang frekwensi

13. MENGUKUR SINYAL
13.1 Melalui kristal
13.2 Melalui output IC scalar
13.3 Melalui IC inverter
13.4 Melalui gelombang frekwensi

14. BEDAH KASUS
14.1 Cara memperkuat sambungan konektor kabel

14.2 Layar hanya berwarna putih

14.3 Gangguan garis vertikal

14.4 Gangguan garis horisontal

14.5 Memperbaiki adaptor power eksternal

14.6 Dell E151FP mati total

14.7 Dell E152FPB no display

14.8 Dell E153FPC display shutdown

14.9 Dell E173FPB power berkedip
14.10 ACER AL511 intermitent
14.11 ACER FP558 no display
14.12 SAMSUNG 510BN mati total

14.13 SAMSUNG 713N masalah OSD

14.14 SAMSUNG 153V no power

power-board
TROUBLESHOOTING SMPS (Switch Mode Power Supply)
Daftar Isi
1.PENGENALAN SMPS
2.PENGENALAN TIPE SMPS
3.DIAGRAM DAN CARA KERJA
4.SIRKUIT KOMPONEN SMPS
a.Input Protection dan EMI Filtering Circuit
b.Bridge Circuit
c.Start Up dan Run DC Circuit
d.Oscillator Circuit
e.Secondary Output Voltage Circuit
f.Sampling Circuit
g.Error Detection Circuit
h.Feedback Circuit
i.Protection Circuit
j.Standby Circuit
k.Power Factor Correction (PFC)
5.KOMPONEN ELKTRONIK SMPS
6.MENCARI PERSAMAAN KOMPONEN
7.ALAT SERVICE
a.Adaptor Isolasi
b.Adaptor Variabel
c.AC Ammeter
d.TesterAnalog dan Digital
e.Capasitance Meter Digital
f. ESR Tester
g.Ring Tester
h.Osiloskop
8.KESELAMATAN KERJA
9.ENAM KERUSAKAN UMUM SMPS
a.Mati total
b.Tegangan keluaran terlalu rendah
c.Tegangan keluaran terlalu tinggi
d.Tegangan naik turun
e.Tegangan mati
d.Tegangan kadang nyala kadang mati
10.CARA MEMBUANG LISTRIK PADA ELKO
11.TEST TEGANGAN
12.CARA MENGGUNAKAN OSILOSKOP
13.TRIK LAMPU BOHLAM
a.Bohlam mati
b.Bohlam sangat terang
c.Bohlam hidup mati
14.LIMA CARA MEMPERBAIKI SMPS
a.Menggunakan Blue Ring Tester
b.Metode Flickering
c.Motode Resistensi
d.Metode Isolasi
e.Metode mencabut dioda
15.TRIK UNTUK PEMULA MEMPERBAIKI SMPS
16.KOMPONEN TERBAKAR
17.MENCARI PERSAMAAN KOMPONEN
18.BEDAH KASUS SMPS
19.MEMPERBAIKI POWER SUPPLY ATX
20.BEDAH KASUS ATX
21.ISTILAH

analog-tester
MENGUKUR KONPONEN ELEKTRONIKA
Daftar Isi :
1. Keselamatan Kerja
2. Mengenal Multimeter Analog dan Digital
3. Mengukur Arus AC dan DC
4. Mengukur Tegangan
5. Mengukur Kontinuitas
6. Resisten Dan Resistor
7. Kode Warna Resistor
8. Mengukur Resistor
9. Mengukur Variabel Resistor (VR)
10.Mengukur Sekring
11.Mengukur Koil/Induktor
12.Mengukur Dioda
13.Mengukur Dioda Rectifier
14.Mengukur Light Emitting Dioda (LED)
15.Mengukur Dioda Zener
16.Mengukur Adaptor Linear
17.Mengukur Adaptor SMPS
18.Mengenal Elko/Kapasitor
19.Membuang Listrik Elko
20.Mengukur Elko
21.Mengukur Tegangan Elko
22.Mengukur Elko Keramik
23.Mengukur Tegangan IC Regulator
24.Mengukur Optoisolator
25.Mengukur Transistor
27.Mengukur Transistor FET
28.Mengukur Transistor Darlington
29.Mengukur Transistor Horisontal
30.Mengukur Silicon Controlled Rectifier (SCR)
31.Mengukur Triac
32.Mengukur Kristal
33.Mengukur Relay
34.Istilah

3098ba8973e4ce1288548d43d2e1c648_lcd-tv
PANDUAN SERVICE TV LCD
1. Display layar TV LCD
2. Power supply
3. Inverter board
4. Main board
5. Kontroler board/T-con
6. Driver board
7. Sirkuit stand by
8. Alat kerja
9. Alat tes
10.Skema diagram
11.Tes Resistor
12.TesKapasitor
13.Induktor
14.Tes Transistor
15.Tes Dioda
16.Tes Led
17.Tes Adaptor
18.Tes Optoisolator
19.Tes Regulator voltase
20.Tes Switch
21.Tes sekering
22.Trik tes
23.Trik service
24.Cara bongkar TV LCD
26,Tes tegangan
27.Tes tap
28.Trik hair dryer
29.Masalah koneksi
30.Masalah power supply
31.Masalah inverter board
32.Masalah main board
33.Tak ada gambar
33.Tak ada suara
34.Kerusakan menu/OSD
35.Layar putih
36.Warna pelangi

37.TV mati
38.Lampu backlight mati
39.Gangguan garis pada layar
40.Bedah kasus
41.Rangkuman
077ce58a21abbc49e30d32b2e758aedc_tv-crt
PANDUAN SERVICE TV TABUNG/CRT
Daftar Isi :
BAGIAN SATU
PENGENALAN KOMPONEN TV
RESISTOR
1.Gambaran umum

2.Simbol dan bentuk fisik resistor
3.Fungsi resistor
4.Satuan nilai resistor
5.Daya resistor
6.Cara membaca nilai resistor
7.Cara mengganti atau mencari persamaan nilai resistor
8.Jenis atau macam-macam resistor
8.1.Trimpot (Trimer Potensiometer)
8.2.Potensiometer
8.3.NTC (Negative Temperature Coefisien)
8.4.PTC (Positive Temperature Coefisien)
9. Cara Memeriksa Kerusakan Pada Resistor
10.Kerusakan Resistor Yang Umum Terjadi
KONDENSATOR
1.Gambaran umum
2.Simbol dan bentuk fisik kondensator
3.Fungsi kondensator
4.Sifat kondensator
5.Satuan nilai kondensator
6.Tegangan kerja kondensator
7.Cara membaca nilai kondensator
8.Cara mengganti/mencari persamaan nilai kondensator
9.Jenis atau macam-macam kondensator
9.1.Kondensator elco (Elektrolit Condensator)
9.2.Kondensator Tantalum
9.3.Kondensator Keramik
9.4.Kondensator Polyprop
9.5.Kondensator Kertas
9.6.Kondensator Millar
9.7.Varco (kondensator variable)
9.8Kondensator trimer
10.Kerusakan kondensator yang umum terjadi
11.Cara memeriksa kerusakan pada kondensator

DIODA
1.Gambaran umum
2.Simbol dan bentuk fisik dioda
3.Fungsi Dioda
4.Sifat dioda
5.Cara membaca nilai dioda zener
6.Nilai dioda yang sering dipakai dalam televisi
7.Jenis atau macam-macam diode
7.1.Dioda zener
7.2.Photo dioda
7.3.LED
7.4.Dioda Penyearah
8.Kerusakan dioda yang umum terjadi
9.Cara memeriksa kerusakan pada diode

TRANSISTOR
1.Gambaran umum transistor
2.Simbol dan bentuk fisik transistor
3.Kegunaan transistor
4.Karakteristik transistor
5.Daftar transistor yang di sering ada pada televisi
6.Jenis atau macam-macam transistor
7.kerusakan transistor yang umum terjadi
8.Cara memeriksa kerusakan pada transistor

IC (INTEGRATET CIRCUIT)
1.Pandangan umum
2.Simbol dan bentuk fisik IC
3.Fungsi IC
4.Tegangan kerja IC
5.Cara membaca nilai IC
6.Cara memasang IC pada tempatnya
7.Cara mengganti atau mencari persamaan IC
8.Kerusakan IC yang umum terjadi
9.Daftar nomer IC yang sering dipakai televisi

TUNER
1.Pandangan umum tentang tuner
2.Simbol dan bentuk fisik
3.Tegangan yang terdapat pada tuner
3.1.V/B+/BM/VCC
3.2.AGC
3.3.VT/TV/BT
3.4.Tegangan Band
3.5.SDA dan SCL
3.6.IF
4.Macam-macam tuner sesuai dengan pemakaian
5.Cara mengganti tuner dengan nomer yang berbeda
6.Kerusakan tuner yang umum terjadi
7.Cara memeriksa kerusakan pada tuner

FLYBACK
1.Pandangan umum
2.Simbol dan bentuk fisik flyback
3.Fungsi flyback
4.Nama atau fungsi dari berbagai type flyback
5.Tegangan yang ada di flyback
6.Cara mengganti flyback dengan flyback yang berbeda
7.Kerusakan flyback yang umum terjadi
8.Cara memeriksa kerusakan pada flyback

TRAFORMATOR/TRAFO
1. Pandangan umum tentang trafomator
2. Simbol dan bentuk fisik trafomator
3. Tegangan kerja trafomator
4. Jenis atau macam-macam trafo
4.1.Trafo copper
4.2.Trafo horizontal driver
4.3.Trafo filter
4.4.Trafo step down
5.Cara mengganti/mencari persamaan nilai trafo
6.Kerusakan trafo yang umum terjadi

XTAL (KRISTAL)
1.Pandangan umum
2.Simbol dan bentuk fisik xtal
3.Nilai xtal yang dipergunakan pada mesin televisi
4.Kerusakan yang sering terjadi pada xtal
5.Cara memeriksa kerusakan pada xtal

SOKET TABUNG
1.Pandangan Umum
2.Simbol Dan Bentuk Soket Tabung
3.Soket Tabung Yang Sering Dipergunakan Pada Televisi
4.Kerusakan yang sering terjadi soket tabung
5.Cara memeriksa kerusakan pada soket tabung

FUSE (SEKRENG)
1.Gambaran umum
2.Simbol dan bentuk fisik fuse
3.fungsi fuse
4.Satuan nilai fuse
5.Cara membaca nilai fuse
6.Cara mengganti atau mencari persamaan nilai fuse
7.Jenis atau macam -macam fuse
8.Kerusakan Fuse Yang Umum Terjadi

SWITCH (SAKLAR)
1.Gambaran umum
2.Jenis atau macam-macam switch dan simbolnya
3.Cara mengganti switch
4.Kerusakan switch yang umum terjadi
5.Cara memeriksa kerusakan pada switch

SENSOR REMOTE
1.Pandangan umum
2.Simbol dan bentuk fisik sensor remote
3.Tegangan kerja sensor remote
4.Cara menentukan nama atau fungsi setiap kaki atau pin sensor remote
5.Cara mengganti atau mencari persamaan sensor
6.Kerusakan sensor remote yang umum terjadi
7.Cara memeriksa kerusakan pada sensor

FILTER SAW
1.Gambaran umum filter saw
2.Simbol dan bentuk fisik filter saw
3.Keistimewaan filter saw
4.Cara mengganti atau mencari persamaan filter saw
5.Kerusakan filter saw yang umum terjadi
6.Cara memeriksa kerusakan pada saw
7.Jenis atau macam-macam saw

MAGNET CENTRING/KONVERGEN
1.Gambaran umum tentang magnet centering
2.Simbol dan bentuk fisik magnet centering
3.Akibat kerusakan magnet centering
4.Jenis atau macam-macam magnet centering
5.Kerusakan magnet centering yang umum terjadi

SPEAKER
1.Gambaran umum tentang speaker
2.Simbol dan bentuk fisik speaker
3.Akibat kerusakan speaker
4.Jenis atau macam-macam speaker
5.Kerusakan speaker yang umum terjadi

BAGIAN DUA
PENGENALAN ALAT KERJA TEKNISI
KLASIFIKASI ALAT KERJA
1.Alat Utama
2.Alat Pelengkap Kerja
3.Alat Bantu Kerja

MACAM - MACAM ALAT UTAMA KERJA
A.SOLDER
1.Gambaran Umum
2.Bentuk fisik Solder
3.Jenis Atau Macam-Macam Solder
4.Perawatan Dan Pemakaian Solder
5.Cara Menggunakan Solder

B.PENYEDOT TIMAH/ATRACTOR
1.Gambaran umum,
2.Bentuk fisik penyedot timah
3.Jenis atau macam-macam penyedot timah
4.Perawatan dan pemakaian penyedot timah
5.Cara menggunakan penyedot timah

C.MULTITESTER/MULTIMETER
1.Gambaran umum
2.Bentuk fisik
3.Jenis atau macam-macam
4.Perawatan dan pemakaian
5.Cara membaca hasil ukur
6.Cara menggunakan multimeter

D.OBENG
1.Gambaran Umum
2.Cara Menggunakan Obeng
3.Perawatan dan Pemakaian Obeng
4.Macam-Macam Obeng

E.PINSET
1.Gambaran umum
2.Bentuk fisik pinset
3.Jenis atau macam-macam pinset
4.Perawatan dan pemakaian pinset
5.Cara menggunakan pinset

F.CUTTER
1.Gambaran umum
2.Bentuk fisik cutter
3.Jenis atau macam-macam cutter
4.Perawatan dan pemakaian cutter
5.Cara menggunakan cutter
G.TANG
1.Gambaran Umum
2.Jenis atau Macam-macam tang
3.Perawatan dan pemakaian

JENIS ALAT PELENGKAP KERJA/ALAT BANTU KERJA
A.Rako/rak komponen
B.Lampu meja
C.Tiner dan kuwas cat
D.Kabel & stop kontak ac
E.Kabel 6 jalur (kabel pita)
F.Lem bakar dan isolasi
G.Remote multi/remote untuk code service
H.Radio am / hp camera
I.VCD & amplifier (speaker aktif)
J.Degausing
K.Gun / alat tembak tabung
L.Alat tes tuner
M.Adaptor
N.Alat copy eeprom (copy IC memory)
O.Alat tes elco dan Sinyal vertICal serta horizontal
P.Alat flash IC program Khusus IC HBM TV Polytron
Q.Alat tes power supply
R.Paralel lampu bohlam
S.Skema tv / manual service

BAGIAN TIGA
KUPAS TUNTAS MULTIMETER
A.JENIS MULTIMETER
1.Multimeter Analog
2.Multimeter Digital
B.PERBEDAAN MULTITESTER ANALOG DENGAN DIGITAL
C.CARA MENGGUNAKAN MULTITESTER ANALOG
D.CARA MENGGUNAKAN MULTIMETER DIGITAL
E.CARA MENGUKUR TEGANGAN DENGAN MUTIMETER

1.Pengkuran tegangan 12 Volt
2.Pengukuran tegangan 115 Volt
3.Pengukuran tegangan 300 Volt
4.Pengukuran tegangan 1.5 Volt (baterry)

F.DAFTAR TEGANGAN DI SETIAP TITIK PENGUKURAN,
G.CARA MENGUKUR KOMPONEN
1.Resistor
2.Trimpot/potensio
3.NTC
4.PTC
5.Elco dan Tantalum
6.Kondensator non polar
7.Dioda
8.Dioda zener
9.Transistor
10.FET
11.IC
12.Optocoupler
13.Battery
14.Flyback
15.LED
16.Switch/saklar
17.Trafo
18.Relay
19.Defleksi yoke
20.Fuse
21.Tabung
22.Solder
23.Degousing Coil
24.Kabel

BAGIAN EMPAT
CARA KERJA TELEVISI
A. KEGUNAAN MEMPELAJARI CARA KERJA TELEVISI
B. SKEMA BLOK DAN CARA KERJA TELEVISI
1. Tuner
2. Croma
3. Audio Amplifer
4. Speaker
5. Video amp
6. Tabung atau CRT
7. Vertical driver dan vertical out
8. Horisontal driver
9. Horisontal Out
10. FBT/Flyback
11. Power supply
12. Control/program
C. SKEMA RANGKAIAN TV DAN PEMBAGIAN MESIN TV

BAGIAN LIMA
KERUSAKAN TV DAN SOLUSINYA
1.PEMBAGIAN GENERASI TV BERDASARKAN TEKNOLOGI
1.1 TV Generasi Pertama. (analog)
1.2 TV Generasi Kedua. (digital)
1.3 TV Generasi Ketiga

2.METODE PEMETAAN WILAYAH KERUSAKAAN TV
2.1 Bagian power supply
2.2 Bagian control atau program dan pendukungnya
2.3 Bagian if, video dan audio
2.4 Bagian flyback dan pendukungnya

B.KERUSAKAN BAGIAN GAMBAR
1.Gambar tidak focus
2.Kalau TV Sudah Lama Hidup,Gambar Menjadi bergetar
3.Gambar Warna Dan Suara Normal Tetapi Ada Suara Ngosos Mendesis Di Sekitar Tabung Atau Flyback
4.Gambar Gelap Atau Tidak Ada Gambarnya Dan Suaranya Tidak Ada Juga
5.Gambar Gelap, Suara dan Osd Ada
6.Gambar Blangking Putih
7.Gambar Blangking Merah
8.Gambar Blangking Hijau
9.Gambar Blangking Biru
10.TV Dihidupkan Dalam Waktu Lama Gambar Menjadi Blangking Merah Atau Blangking Hijau Atau Blangking Biru
11.TV Sudah Lama Hidup, Gambar Menjadi bergetar/ Goyang
12.Gambar Polos Putih Suara Tidak Ada Dan Osd Ada
13.Gambar Polos Putih Suara Tidak Ada Osd Tidak Ada
14.Gambar Surem Tombol Contrast Normal
15.Gambar Terlalu Terang
C.KERUSAKAN BAGIAN WARNA
1.Gambar tidak ada warnanya
2.Warna merah tidak ada
3.Warna hijau atau warna biru tidak ada
4.Warna gambar jebret kesamping kanan
5.Warna gambar tidak menyatu
6.TV untuk AV/VCD tidak ada warna
7.Ada gangguan warna di sudut tabung
D.KERUSAKAN BAGIAN SUARA
1.Gambar Dan Warna Normal, Tetapi Suara Tidak Ada
2.Tv Untuk Av/Vcd Atau Dvd Player Tidak Ada Suara
3.Gambar Dan Warna Normal Suara Serak Atau Sember
4.Gambar dan warna normal suara ngosos Atau Gambar normal warna tidak ada suara ngosos
5.Gambar dan warna normal suara mati sebelah
6.Gambar Dan Warna Normal,Tetapi Suara Pelan
E.KERUSAKAN BAGIAN BENTUK GAMBAR
1.Gambar Menjadi Satu Garis Horisontal Ditengah
2.Gambar Menjadi Satu Garis Horisontal Dibagian Bawah
3.Gambar Menjadi Satu Garis Vertikal
4.Gambar Kurang Lebar
5.Gambar Terlalu Lebar
6.Gambar Melipat Kanan Dan Kiri (Gambar Trapezium)Di Sertai Bau Hangus
7.Gambar Melipat Bagian Bawah
8.Gambar Kurang Penu

Termometer Digital Pada LM35




Di Internet Anda dapat menemukan banyak sirkuit sederhana termometer digital menggunakan sensor suhu LM35. Sensor suhu yang populer saat ini. Popularitas sensor ini karena berbagai alasan. Berikut ini adalah fitur utamanya:
  • Langsung dikalibrasi dalam derajat Celcius
  • Linear faktor konversi 10,0 mV / º C
  • Akurasi dijamin sebesar 0,5 º C (di +25 º C)
  • Jangkauan kerja dari -55 º C sampai 150 º C
  • Cocok untuk pengukuran jarak jauh
  • Biaya Murah
  • Konsumsi arus kurang dari 60 mA
  • Rendahnya impedansi output, 0,1 ohm pada 1 mA beban.
Untuk sejumlah besar aplikasi yang berbeda, mengingat biaya rendah, prevalensi dan kemudahan switching, LM35 – bukan pilihan yang buruk.
Rancangan skema termometer digital saya adalah pengembangan dari termometer digital sederhana (atau lebih tepatnya, versi pada ATTiny261). Termometer digital ini menggunakan hasil modifikasi dari LM35 dengan output diferensial. Sirkuit LM35 ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Rangkaian Sensor Suhu LM35
Seperti yang dapat dilihat dari gambar, sinyal output diukur dengan voltmeter. Pada suhu nol, tegangan output dari 0.69V (dengan menggunakan BC857A transistor). Suhu di bawah nol menyebabkan penurunan tegangan output (10 mV per 1 º C).Kenaikan suhu di atas nol menyebabkan peningkatan tegangan output. Skema termometer ditunjukkan gambar dibawah ini :

Kode Program :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
#include <tiny261.h>
 
// Declare your global variables here
 
/*
 
*/
 
#include <delay.h>
#include <math.h>
#define DISP1_ON    PORTA&=0xEF                //PORTA&=~(1<<4)
#define DISP2_ON    PORTA&=0xDF                //PORTA&=~(1<<5)
#define DISP3_ON    PORTA&=0xF7                //PORTA&=~(1<<3)
#define DISP4_ON    PORTA&=0xFD                //PORTA&=~(1<<1)
 
#define DISP1_OFF    PORTA|=~0xEF            //PORTA|=(1<<4)
#define DISP2_OFF    PORTA|=~0xDF            //PORTA|=(1<<5)
#define DISP3_OFF    PORTA|=~0xF7            //PORTA|=(1<<3)
#define DISP4_OFF    PORTA|=~0xFD            //PORTA|=(1<<1)
 
#define A_ON        PORTB&=~(1<<2)
#define B_ON        PORTB&=~(1<<0)
#define C_ON        PORTA&=~(1<<0)
#define D_ON        PORTA&=~(1<<6)
#define E_ON        PORTA&=~(1<<7)
#define F_ON        PORTB&=~(1<<3)
#define G_ON        PORTB&=~(1<<1)
#define DP_ON        PORTA&=~(1<<2)
 
#define A_OFF        PORTB|=(1<<2)
#define B_OFF        PORTB|=(1<<0)
#define C_OFF        PORTA|=(1<<0)
#define D_OFF        PORTA|=(1<<6)
#define E_OFF        PORTA|=(1<<7)
#define F_OFF        PORTB|=(1<<3)
#define G_OFF        PORTB|=(1<<1)
#define DP_OFF        PORTA|=(1<<2)
#define Minus           1
#define Plus            0
#define MinusOn         PORTB&=~(1<<6)
#define MinusOff         PORTB|=(1<<6)
unsigned char   signs;
void init_all(void);
void display_temp(unsigned int);
void display_digit(unsigned char);
unsigned int get_temp(void);
 
void main(void)
{    
    unsigned int temp;
    unsigned char i;
    init_all();
 
    while(1)
    {    
        temp=get_temp();
 
delay_ms(10);
            display_temp(temp);
    }
}
 
void init_all(void)
{
    //set output pins
    DDRA|=(1<<4);
    DDRA|=(1<<5);
    DDRA|=(1<<3);
    DDRA|=(1<<1);
 
    DDRB|=(1<<2);
    DDRB|=(1<<0);
    DDRA|=(1<<0);
    DDRA|=(1<<6);
    DDRA|=(1<<7);
    DDRB|=(1<<3);
    DDRB|=(1<<1);
    DDRA|=(1<<2);
    DDRB|=(1<<6);
 
    //turn all displays OFF
    DISP1_OFF;
    DISP2_OFF;
    DISP3_OFF;
    DISP4_OFF;
 
    A_OFF;
    B_OFF;
    C_OFF;
    D_OFF;
    E_OFF;
    F_OFF;
    G_OFF;
    DP_OFF;
 
    //initialize ADC
 
    //AVCC reference select at 2.56V
    ADMUX |= (1<<7);
    ADMUX &= ~(1<<6);
        ADCSRB |= (1<<4);
    //right adjust the ADC result
    ADMUX &= ~(1<<5);
 
    //analog channel select
    ADMUX  &= ~(1<<4);
    ADMUX  |= (1<<3);
    ADMUX  &= ~(1<<2);
    ADMUX  &= ~(1<<1);
    ADMUX  &= ~(1<<0);
 
    //ADC enable
    ADCSRA |= (1<<7);
 
    //ADC Stop
    ADCSRA &= ~(1<<6);
 
    //Disable free run
    ADCSRB &=0xF8;
 
    //clear ADC interrupt flag
    ADCSRA |= (1<<4);
 
    //disable ADC interrupt
    ADCSRA &= ~(1<<3);
 
    //ADC CK prescaler set to 2
    ADCSRA &= ~(1<<2);
    ADCSRA &= ~(1<<1);
    ADCSRA &= ~(1<<0);
}
 
unsigned int get_temp(void)
{    int ADC_result;
 
        int temperature;
    //start ADC
    ADCSRA |= (1<<6);
 
    //wait for conversion complete
    while((ADCSRA & 0b00010000) != 0b00010000)
        {;}
 
    //clear ADC interrupt flag
    ADCSRA |= (1<<4);
 
    //get result
    ADC_result = ADCL + ADCH*256 ;
 
        ADC_result= ADC_result-275;
 
    temperature=(5* ADC_result)>>1;
 
    if (temperature < 0)
    {
    temperature = abs(temperature);
    signs=Minus;
    }
    else signs = Plus;
    return ((unsigned int) temperature);
}
 
void display_temp( unsigned int data)
{    
    unsigned char hundredths, tenths, ones;
 
    hundredths =(unsigned char)(data/100);
    tenths = (data - (unsigned int)hundredths*100)/10;
    ones = data - (unsigned int)hundredths*100 - (unsigned int)tenths*10;
 
        if(signs == Minus) MinusOn;
        else MinusOff;
    DISP1_ON;
    DISP2_OFF;
    DISP3_OFF;
    DISP4_OFF;
    display_digit(hundredths);
    delay_ms(5);
 
    DISP1_OFF;
    DISP2_ON;
    DISP3_OFF;
    DISP4_OFF;
    display_digit(tenths);
    delay_ms(5);
 
    DISP1_OFF;
    DISP2_ON;
    DISP3_OFF;
    DISP4_OFF;
    display_digit('.');
    delay_ms(5);
 
    DISP1_OFF;
    DISP2_OFF;
    DISP3_ON;
    DISP4_OFF;
    display_digit(ones);
    delay_ms(5);
 
    DISP1_OFF;
    DISP2_OFF;
    DISP3_OFF;
    DISP4_ON;
    display_digit('C');
    delay_ms(5);
}
 
void display_digit(unsigned char data)
{
    switch(data)
    {    
        case 0 :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_ON;
            D_ON;
            E_ON;
            F_ON;
            G_OFF;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 1 :
        {    
            A_OFF;
            B_ON;
            C_ON;
            D_OFF;
            E_OFF;
            F_OFF;
            G_OFF;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 2 :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_OFF;
            D_ON;
            E_ON;
            F_OFF;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 3 :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_ON;
            D_ON;
            E_OFF;
            F_OFF;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 4 :
        {    
            A_OFF;
            B_ON;
            C_ON;
            D_OFF;
            E_OFF;
            F_ON;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 5 :
        {    
            A_ON;
            B_OFF;
            C_ON;
            D_ON;
            E_OFF;
            F_ON;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 6 :
        {    
            A_ON;
            B_OFF;
            C_ON;
            D_ON;
            E_ON;
            F_ON;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 7 :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_ON;
            D_OFF;
            E_OFF;
            F_OFF;
            G_OFF;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 8 :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_ON;
            D_ON;
            E_ON;
            F_ON;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case 9 :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_ON;
            D_ON;
            E_OFF;
            F_ON;
            G_ON;
            DP_OFF;
            break;
        }
        case '.' :
        {    
 
            DP_ON;
            break;
        }
        case 'C' :
        {    
            A_ON;
            B_ON;
            C_ON;
            D_ON;
            E_OFF;
            F_OFF;
            G_OFF;
            DP_ON;
            break;
        }
        default: break;
    }
}